HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEJADIAN SYNDROME BABY BLUES DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BONDOWOSO

Oktavianti, Dianita (2025) HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEJADIAN SYNDROME BABY BLUES DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BONDOWOSO. Other thesis, Universitas dr. SOEBANDI.

Text Abstrak Dianita.pdf Download (641kB)

Abstract

Baby blues adalah gangguan emosional pascapersalinan yang ditandai dengan kecemasan, mudah menangis, dan perubahan suasana hati. Salah satu faktor pemicunya adalah kurangnya dukungan suami, baik secara emosional maupun fisik, selama masa nifas. Dukungan suami berperan penting dalam membantu ibu beradaptasi dengan peran barunya. Indonesia mencatatat 14–17% ibu pascapersalinan berisiko mengalami baby blues. Rumah Sakit Bhayangkara Bondowoso tahun 2021 tercatat 12 kasus baby blues, yang diduga berkaitan dengan rendahnya dukungan dari suami. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dukungan suami terhadap kejadian syndrome baby blues di Ruang Bersalin RS Bhayangkara Bondowoso. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah responden yaitu 83 responden diambil dengan teknik purposive sampling, berdasarkan kriteria inklusi: ibu melahirkan di RS Bhayangkara Bondowoso dan bersedia menjadi responden; serta eksklusi: ibu dengan gangguan kesehatan atau kondisi psikis yang memengaruhi skor EPDS. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dukungan suami dan Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Analisis data menggunakan uji Spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu mendapatkan dukungan suami dalam kategori cukup (89%), sementara 4% yang menerima dukungan baik. Hampir setengahnya responden berada pada kategori kemungkinan depresi yaitu 34 responden (41%). Uji Spearman rank menunjukkan terdapat hubungan antara dukungan suami dan kejadian baby blues (p = 0,000), dengan korelasi negatif (r = -0,496), artinya semakin tinggi dukungan suami, semakin rendah risiko baby blues. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi tenaga kesehatan untuk melibatkan suami secara aktif dalam pendampingan ibu pascapersalinan, melalui edukasi dan konseling sejak masa antenatal hingga nifas guna mencegah terjadinya baby blues.

Actions (login required)

View Item