U JI A K T I V ITA S E KS T R A K M E TA N OL D A U N S A L A M (Syzygium polyanthum) SEBAGAI ANTIINFLAMASI PADA EDEMA KAKI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARAGENIN

Rahayu, Riski Indah (2022) U JI A K T I V ITA S E KS T R A K M E TA N OL D A U N S A L A M (Syzygium polyanthum) SEBAGAI ANTIINFLAMASI PADA EDEMA KAKI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARAGENIN. Other thesis, UNIVERSITAS dr. SOEBANDI.

Text 17040038 Riski Indah Rahayu.pdf Download (3MB)

Abstract

Pendahuluan: Inflamasi merupakan respon perlindungan normal terhadap cedera jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, bahan kimia berbahaya, atau agen mikrobiologi. Inflamasi ditandai dengan adanya tumor (pembengkakan), rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (nyeri), dan functiolesa (hilangnya fungsi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak metanol daun salam (Syzygium polyanthum) memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi pada edema kaki tikus yang diinduksi karagenin. Metode: Desain penelitian adalah eksperimental dalam menguji aktivitas antiinflamasi dengan mengukur volume edema pada telapak kaki tikus yang diinduksi karagenin. Hewan uji terbagi menjadi 5 kelompok pengamatan dengan menggunakan kontrol negatif (CMC Na), kontrol positif (Na diklofenak), ekstrak metanol dosis 100 mg/KgBB, 200 mg/KgBB, 400 mg/KgBB. Hasil: Hasil pengamatan dari kelima kelompok uji yaitu rata-rata persen inhibisi pada kelompok kontrol positif, perlakuan 100 mg/Kgbb, 200 mg/KgBB, 400 mg/KgBB berturut-turut 78,97% ; 73,14% ; 75,35% ; 77,73%. Analisa: Data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS versi 22 metode ANOVA pada tingkat kepercayaan 95%. Diskusi: Ekstrak metanol daun salam memiliki efek antiinflamasi pada tikus jantan yang diinduksi karagenin. Persen inhibisi paling besar dikelompok kontrol positif yang diberikan Na diklofenak dibandingkan dengan 3 dosis perlakuan karena Na diklofenak bekerja menginhibisi aktivitas siklooksigenase melalui penghambatan proses pembentukan prostaglandin dalam darah dibandingkan pada kelompok perlakuan dosis 400 mg/MgBB memiliki persen inhibisi lebih besar dari pada dosis 100 mg/kgBB dan 200 mg/KgBB hal ini terjadi dimungkinkan karena dosis yang lebih tinggi mengandung senyawa kimia yang lebih banyak.

Actions (login required)

View Item