OPTIMASI FASE GERAK PADA PENETAPAN KADAR KAFEIN EKSTRAK METANOL KOPI ROBUSTA DENGAN TEKNIK KLT-DENSITOMETRI

Raharjo, Dea Ananda (2024) OPTIMASI FASE GERAK PADA PENETAPAN KADAR KAFEIN EKSTRAK METANOL KOPI ROBUSTA DENGAN TEKNIK KLT-DENSITOMETRI. Other thesis, Universitas dr. SOEBANDI.

Text Abstrak Dea Ananda Raharjo.pdf Download (257kB)

Abstract

Latar belakang: Menurut BPOM, batas konsumsi kafein maksimum adalah 150mg per hari atau 50mg per sajian. Namun saat ini banyak masyarakat memilih kopi racikan karena aroma dan rasa yang lebih khas, namun kadar kafein dari kopi racikan tersebut tidak diketahui secara pasti dalam sekali racikan. Dalam penetapan kadar kafein, dapat dilakukan optimasi proses untuk mengoptimalkan peralatan dan metode analisis, penyesuaian kebutuhan dan biaya untuk penelitian. Tujuan: Untuk mengetahui fase gerak optimum yang akan digunakan untuk menganalisis kadar kafein. Metode: Ekstrak biji kopi robusta diperoleh dengan metode maserasi. Optimasi fase gerak dengan 3 variasi, yaitu fase gerak metanol:kloroform (7:3), fase gerak metanol:kloroform (3:7), dan fase gerak metanol:n heksan (1:9). Penentuan fase gerak optimum didasarkan pada nilai retention factor (Rf), regresi linier (R2), dan resolusi (Rs).Penetapan kadar kafein menggunakan KLT Densitometri dengan fase gerak yang paling optimum. Hasil: Berdasarkan parameter Rf, Rs, dan nilai R2, fase gerak yang memenuhi standar yaitu metanol:kloroform (7:3) dengan nilai Rf yaitu 0,743 ; 0,739 ; 0,741 ; 0,740 ; 0,738, nilai R2 yaitu 0,9949, nilai Rs yaitu 1,90 ; 1,98 ; 1,97 ; 1,98 ; 1,89. Kadar kafein dalam sampel hasil KLT Densitometri dengan fase gerak metanol:kloroform (7:3) adalah 22,8mg/50mL (per sajian). Hasil tersebut memenuhi persyaratan batas kafein maksimum menurut BPOM yaitu 50 mg per sajian. Kesimpulan: Berdasarkan hasil KLT Densitometri dengan fase gerak optimum, yaitu metanol:kloroform (7:3), diperoleh kadar kafein dalam sampel kopi robusta sebesar 22,8 mg/50mL (per sajian).

Actions (login required)

View Item